Photo by Artem Beliaikin from Pexels

Laut menjadi begitu penting bukan hanya untuk manusia tetapi juga untuk sejuta ekosistem yang terdapat didalamnya. Setiap kedalaman dari laut kita bisa menemukan berbagai macam kehidupan didalamnya, mulai dari fitoplankton, zoonplankton, ikan-ikan kecil sampai dengan ikan-ikan yang besar dan juga terumbu karang yang siap memanjakan mata para manusia yang menyelami lautan. Manusia dan laut menjadi sesuatu hal yang tidak akan pernah dipisahkan. Laut menawarkan sejuta manfaat untuk manusia-manusia yang berada disekitarnya.

Berbicara mengenai wisata dan laut menjadi dua hal yang tidak akan pernah terpisahkan, hampir tidak ada laut atau pantai yang menganggur dari wisata. Dimana ada laut, disitu adanya tempat wisata. manusia terlalu asik menikmati laut serta pantai yang selalu menawarkan sejuta pesona. 

Laut memiliki definisi tersendiri bagi kebanyakan orang, laut menjadi tempat wisata yang paling diminati dari sekian juta penduduk di dunia. Bicara mengenai laut tidak akan ada habisnya bagi setiap orang, ada yang mencari ketenangan dari suasananya, ada yang ikut tenang dengan indahnya alam dibawah laut dan ada juga yang begitu takjub dengan satwa-satwa yang ada didalamnya. Namun satu hal yang selalu kita lupa menjaga laut dan pantai bebas dari sampah. 

Laut yang selama ini kita nikmati keindahannya semakin digerogoti oleh berjuta-juta ton sampah setiap harinya. Sampah yang berada dilaut mengancam berbagai satwa yang ada didalam laut. Banyak berita yang selama ini kita lihat satwa-satwa laut mati karena memakan sampah-sampah tersebut. Sampah yang dimakan oleh satwa tersebut tidak akan bisa dicerna sehingga merusak organ dalam. Sampah-sampah ini berasal dari aktivitas rumah tangga, pariwisata, limbah-limbah pabrik dan lainnya sebagainya. Menurut world economy forum ada sekitar 150 juta ton sampah dilautan. Bayangkan saja bagaimana tersiksanya satwa laut yang berada di titik-titik berkumpulnya sampah tersebut.

Sampah yang ada di laut

Tanpa kita sadari setiap harinya kita juga ikut berkontribusi menyumbang sampah ke laut, sampah yang berasal dari daratan pada akhirnya akan bermuara ke laut. Sampah yang dibuang ke sungai akibat tidak adanya pengelolaan sampah dengan baik, akhirnya akan menumpuk di pantai dan ikut terseret arus kedalam laut. sampah ini akan melayang-layang dan akhirnya akan dimakan oleh satwa-satwa laut berupa ikan dan lainnya yang mengira bahwa itu makanannya. Akhirnya ikan tersebut juga akan kita konsumsi. Sampah ini selain menganggu kesehatan satwa laut juga akan menganggu kesehatan manusia. 

Indonesia sendiri menjadi penyumbang terbesar kedua sampah plastik ke laut, data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2019 sampah yang berada dilautan Indonesia mencapai 1,29 juta metrik ton. Laut Aceh sendiri juga tidak luput dari sampah, data dari Salut (Sahabat Laut) mencatat bahwa sampah yang terdapat di pantai Deudap, Pulau Nasi pada tahun 2019 mencapai 4,325 yang terdiri dari sampah plastik botol minuman, belum lagi dengan sampah yang lainnya. Pada kenyataannya aksi-aksi yang selama ini dilakukan tidak bisa berkontribusi banyak untuk mengurangi sampah dilautan, karena sampah tersebut akan setiap hari ada dan memasuki lautan, bayangkan saja sampah dilaut belum habis dikelola akan masuk lagi sampah baru setiap harinya. 

berbicara mengenai sampah dilaut memang tidak akan pernah habis. Butuh pengelolaan yang benar-benar bagus untuk mengurangi sampah yang ada di laut, kita akan kehilangan cara untuk mengelola sampah ketika sampah tersebut mulai masuk ke laut, Para ahli sepakat bahwa pengelolaan sampah yang sudah berada dilaut merupakan sesuatu yang sulit. kesempatan kita untuk melakukan pengelolaan ketika sampah tersebut masih ada didarat dan juga disungai. hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan untuk sekarang adalah memulai kesadaran dari diri sendiri untuk tidak membuang sampah sembarangan, karena pada akhirnya sampah yang kita buang juga akan berakhir ke laut tanpa adanya pengelolaan yang tepat dan bagus.